WarnaChase, Citibank, Barclay, Bank America, semua bank tersebut menggunakan warna biru sebagai warna dominan merek. Bahkan lembaga keuangan lain seperti Prudential dan Merrill Lynch menggunakan warna biru. Jelas lebih dari kebetulan bahwa semua perusahaan yang berhubungan dengan uang ini memilih warna biru sebagai identitas merek. Jadi apa yang sebenarnya mereka ketahui sedangkan kamu tidak?
Jawaban singkatnya adalah mereka tahu bagaimana menggabungkan teori warna dengan bisnis. Sama seperti saat membangun rumah atau furnitur — Anda perlu memahami setiap bahan, alat, bahkan cara menggunakannya.
Dalam artikel ini, kami akan membahas semua yang perlu Anda ketahui tentang warna dalam branding. Kami akan menyentuh konsep dari disiplin seni — dan menggabungkannya dengan branding, pemasaran, dan apa yang dibutuhkan perusahaan untuk bertahan dalam lanskap bisnis saat ini.
Kenapa warna dalam branding begitu penting
Sama seperti ketika Anda mendengar kata “cinta”, baik positif atau negatif, kemungkinan besar Anda akan merespons emosional dengan kuat daripada mendengar ungkapan yang lain. Emosi itupun mendorong setiap keputusan yang akan Anda ambil. Begitu dengan setiap, setiap pemilik badan usaha pasti memiliki keinginan dalam menumbuhkan hubungan emosional yang kuat dengan pelanggannya. Namun hal tersebut tidaklah mudah, dan logo atau etalase tidaklah cukup untuk dapat menceritakan seluruh kisah hidup perusahaan — tetapi warna pada branding dapat memberikan jalan pintas secara langsung ke hati klien.
Aplikasi warna dalam branding
Dengan menggunakan warna yang sama di semua usaha bisnis, hal tersebut dapat memperkuat asosiasi dan awareness merek. Berikut merupakan area paling umum yang dapat digunakan dalam menerapkan warna pada branding:
- Logo
- Website
- Etalase
- Seragam staf
- Iklan
“Merah muda mungkin warna favorit pribadi Anda, tapi bisa saja menjadi yang terburuk bagi bisnis Anda.”
Cara menentukan identitas merek
Warna merah telah berhasil membawa Target, dalam membentuk kepribadian energik, muda, dan loud. Namun warna merah tidak cocok untuk perusahaan seperti Casper Mattress, yang membangun kepribadiannya secara tenang, santai, dan menunjukkan suasana tidur yang nyenyak ketika malam.
Makna pada setiap warna
Setidaknya beberapa pengertian di bawah, dapat menjadi pedoman dalam memilih warna.
- Merah —Berdiri sebagai passion, kegembiraan, bahkan kemarahan. Namun di sisi yang lain, merah akan menjadi suatu tanda atau perintah untuk menunjukkan sesuatu hal yang penting dan perhatian.
- Oranye —Berdiri sebagai keceriaan, vitalitas, dan keramahan. Namun juga dapat berdiri sebagai sesuatu hal yang segar dan membangkitkan energi.
- Kuning —Membangkitkan kebahagiaan, kemudaan, dan optimisme, tetapi juga bisa tampak menarik perhatian atau affordable.
- Hijau —Stabilitas, kemakmuran, pertumbuhan, dan sesuatu hal yang berhubungan dengan alam.
- Biru Muda —Memancarkan ketenangan, kepercayaan, keterbukaan.
- Biru Tua —Berarti profesionalisme, keamanan, dan formalitas. Dewasa dan dapat dipercaya.
- Ungu —Menandakan royalti, kreativitas, dan kemewahan.
- Merah muda —Feminitas, pemuda. Berkaitan dengan modern dan mewah.
- Cokelat —Menciptakan tampilan atau suasana hati yang kasar, bersahaja, dan tampak usang.
- Putih —Membangkitkan kebersihan, kebajikan, kesehatan atau kesederhanaan. Dapat diartikan juga sebagai sesuatu hal yang affordable hingga high-end.
- Abu-abu — Dapat diartikan sebagai tenang, klasik, serius, misterius, dan dewasa.
- Hitam —Menunjukkan kekuatan, canggih, edgy, mewah dan modern.
Formula untuk membangun skema warna untuk merek bisnis
Di dalam prosesnya, membangun skema warna untuk merek bisnis, dapat menjadi sesuatu hal yang membingungkan, namun ada beberapa panduan atau langkah-langkah yang dapat diikuti seperti berikut:
- Merencanakan untuk memilih 3 warna
Warna dasar, aksen, dan warna netral. Skema warna dapat memiliki antara 1-4, tergantung pada jenisnya. Namun warna monokrom akan memerlukan beberapa variasi warna.
- Memilih warna dasar
Warna dasar dapat menjadi cara lain dalam menarik audiens yang ingin dijangkau.
- Memilih warna aksen
Warna aksen akan menjadi warna yang sering digunakan setelah warna dasar. Dalam praktiknya warna aksen akan sedikit lebih sulit daripada memilih warna dasar, karena dalam setiap pemilihannya akan ada batasan-batasan seperti mencocokkan dengan kepribadian merek bisnis, kecocokan dengan warna dasar, dan harus mampu menarik perhatian audiens.
- Memilih warna netral
Warna netral akan menjadi warna latar, biasanya warna-warna netral dipilih dari warna-warna seperti abu-abu, krem, putih, bahkan hitam. Kuncinya adalah bukan warna dominan.
Baca juga: Mengenal Branding dan Manfaatnya untuk Bisnis
Classic Coors menunjukkan kesan terjangkau, dewasa, dan maskulin. Menggunakan warna biru tua sebagai warna dewasa, sedangkan warna coklat keemasan sebagai cara untuk menyampaikan pesan maskulin dan terjangkau.
Berikut merupakan skema warna yang umum digunakan dalam proses pemilihannya:
- Monokromatik —Menekankan arti dari satu warna. Bagus untuk membangun merek bisnis dengan konsep minimalis.
- Analogus —Memiliki posisi bersebelahan pada roda warna. Karena warna berdekatan biasanya memiliki konotasi emosial yang serupa, warna tersebut termasuk ke dalam kategori aman namun bukan yang terbaik dalam menarik perhatian.
- Komplementer —Merupakan warna berseberangan langsung satu sama lain pada roda warna. Warna tersebut menunjukkan visual yang bagus dan dinamis, namun sangat populer digunakan.
- Triadic —Memiliki skema warna yang stabil, variatif, namun tidak mudah untuk mencocokan ketiga warna tersebut dengan identitas merek bisnis.
Kesimpulan
Meskipun tidak ada aturan konkret dalam memilih warna. Namun artikel ini dapat menjadi pedoman atau dasar untuk membantu Anda dalam membuat keputusan yang tepat.