Di era digital ini, semua sedang berlomba-lomba untuk mencari perhatian di dunia maya, terutama di sosial media, baik Instagram, TikTok, YouTube, X, atau platform lain. Ga hanya influencer atau selebriti yang bersaing di ranah ini, tetapi juga brand–brand lain baik brand besar atau brand kecil, bahkan teman dan keluarga kamu yang mungkin sedang berusaha untuk membuat konten yang dapat menarik perhatian banyak orang. Namun, di balik persaingan ini, ada satu konsep yang bisa menjadi kunci untuk mendapatkan perhatian yang diidamkan, yaitu dengan social currency.
Social currency merujuk kepada nilai yang didapatkan seseorang ketika mereka membagikan informasi, konten, atau pengalaman hidup mereka yang dianggap bisa menarik atau bernilai di medial sosial dan platform online lainnya. Konsep ini didasarkan pada kecenderungan manusia untuk membagikan sesuatu yang membuat mereka terlihat lebih baik, lebih bijaksana, atau lebih terkoneksi dengan kelompok tertentu. Social currency bukan hanya soal berbagi, tetapi juga tentang bagaimana berbagi bisa meningkatkan status sosial seseorang di mata orang lain.
Menurut Jonah Berger, penulis buku berjudul “Contagious – Why Things Catch On” menjelaskan social currency secara sederhana sebagai: “We share things that make us look good”. Dalam kata lain, ini berarti apapun yang kita bagikan di media sosial yang membuat kita terlihat “kaya” secara sosial mampu meningkatkan pandangan orang lain terhadap kita. Hal ini juga dapat memicu pengakuan publik atau prestige, yang menjadi yang menjadi tujuan banyak orang saat berinteraksi di dunia maya.
Nah, di dalam artikel ini, kita bersama-sama akan mendalami lebih jauh tentang apa itu social currency dan bagaimana konsep social currency ini berfungsi dalam sebuah konten yang mampu meningkatkan probabilitas konten kamu menjadi viral!
Gimana Cara Kerja Social Currency dalam Content?
Social currency bekerja berdasarkan prinsip bahwa manusia cenderung berbagi hal-hal yang membuat mereka terlihat baik, bijaksana, atau terkoneksi dengan kelompok tertentu. Konten yang memiliki nilai sosial tinggi, seperti berita eksklusif, panduan yang bermanfaat, atau hiburan yang menarik, cenderung memiliki daya tarik yang lebih besar untuk dibagikan. Ketika seseorang berbagi konten semacam itu, mereka tidak hanya menambahkan nilai bagi jaringan mereka, tetapi juga meningkatkan status sosial mereka di mata orang lain.
Sebagai contoh, bayangkan seseorang membuat konten product review dengan sudut pandang yang berbeda atau memberikan informasi langka yang content creator lain belum pernah bahas. Tindakan ini membuat konten tersebut menjadi sumber informasi berharga di media sosial. Akibatnya, pengakuan dari konten tersebut tidak hanya meningkatkan status mereka di kalangan teman-teman atau pengikut, tetapi juga memperkuat koneksi dengan kelompok orang tertentu yang memiliki minat atau nilai yang sama. Hal ini juga dikenal dengan istilah niche audience.
Selain itu, social currency juga bekerja dengan cara memanfaatkan mekanisme psikologis di balik motivasi seseorang untuk berbagi. Ketika kita merasa bahwa kita memiliki informasi yang belum banyak diketahui oleh orang lain, ada dorongan untuk menjadi orang pertama yang memberikan informasi tersebut. Ini memberikan kita perasaan eksklusif dan unggul di antara teman-teman kita. Efek ini sering disebut sebagai “first-mover advantage“.
Strategi Menggunakan Social Currency dalam Content
Untuk menggunakan social currency, kita sebagai content creator harus memikirkan dari sudut pandang audiens. Apa yang mereka inginkan? Apa yang akan membuat mereka terlihat lebih baik di hadapan teman-teman atau followers? Nah, biar ga makin bingung, ada beberapa strategi yang bisa kita terapkan seperti:
1. Exclusivity dan Rarity (Keterbatasan dan Kelangkaan)
Konten yang eksklusif atau sulit ditemukan akan memiliki daya tarik tersendiri. Orang-orang cenderung ingin membagikan sesuatu yang langka karena hal ini membuat mereka tampak berpengetahuan atau terhubung dengan informasi yang tidak dimiliki orang lain. Misalnya, jika kamu adalah brand yang menjual produk tertentu, memberikan sneak peek atau informasi eksklusif kepada audiens bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan social currency.
Sebagai contoh, bayangkan sebuah merek fashion yang meluncurkan koleksi terbatas hanya untuk pelanggan tertentu. Dengan membuat pelanggan merasa bahwa mereka memiliki akses ke sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain, merek tersebut tidak hanya meningkatkan keinginan untuk membeli, tetapi juga memotivasi pelanggan untuk membagikan pengalaman tersebut di media sosial. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari kelompok elit yang mendapatkan akses lebih awal.
2. Emosi dan Cerita
Konten yang mampu memicu emosi, baik itu kebahagiaan, keterkejutan, atau bahkan keharuan, lebih cenderung dibagikan oleh audiens. Orang-orang suka membagikan cerita yang menyentuh hati atau yang menginspirasi, karena hal ini membuat mereka terlihat peduli dan terhubung secara emosional. Sebagai contoh, sebuah brand bisa menceritakan kisah di balik produk mereka atau mengangkat cerita sukses pelanggan yang berhasil mencapai sesuatu yang luar biasa.
Dalam konteks ini, storytelling menjadi elemen yang sangat penting. Dengan menyampaikan narasi yang kuat, brand atau content creator dapat menarik perhatian dan menciptakan ikatan emosional dengan audiens. Misalnya, sebuah video yang menceritakan kisah inspiratif di balik penciptaan sebuah produk dapat memicu respon emosional yang kuat dan membuat orang ingin berbagi cerita tersebut dengan orang lain.
3. Humor dan Hiburan
Konten yang lucu atau menghibur memiliki potensi besar untuk menjadi viral karena orang-orang suka berbagi hal-hal yang membuat mereka tertawa. Ini tidak hanya memberikan kesenangan kepada mereka, tetapi juga kepada orang-orang di sekitar mereka, yang pada gilirannya memperkuat koneksi sosial.
Dalam pembuatan konten humor, relevansi dan timing sangat penting. Humor yang tepat pada saat yang tepat dapat menciptakan dampak yang luar biasa. Meme, video parodi, atau komedi situasional seringkali menjadi pilihan konten yang populer karena mudah dicerna dan disebarkan. Namun, penting untuk diingat bahwa humor harus tetap sesuai dengan brand identity agar tidak merusak citra brand atau brand image tersebut.
4. Tambahan Informasi yang Bermanfaat
Memberikan tips, trik, atau panduan yang berguna adalah salah satu cara untuk meningkatkan social currency. Orang-orang senang membagikan informasi yang bisa membantu orang lain karena ini membuat mereka terlihat berpengetahuan dan bermanfaat. Misalnya, kita membuat konten tentang cara menggunakan produk dengan cara yang tidak biasa, atau memberikan tutorial yang detail, ini bisa menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi audiens.
Dalam hal ini, penting untuk memastikan bahwa konten yang disampaikan memiliki kualitas yang tinggi dan akurat. Informasi yang salah atau menyesatkan tidak hanya dapat merusak reputasi, tetapi juga menurunkan nilai social currency. Oleh karena itu, kita harus selalu melakukan riset mendalam dan menyajikan informasi dengan cara yang mudah dipahami oleh audiens.
5. Nostalgia dan Relatable Content
Mengangkat tema nostalgia atau konten yang mudah diidentifikasi oleh audiens dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat. Ketika audiens merasa “Oh, ini gua banget!”, mereka lebih mungkin untuk membagikannya. Ini memberikan audiens perasaan yang terhubung dengan masa lalu atau dengan pengalaman yang sama, yang memperkuat status sosial mereka di antara orang-orang dengan minat yang sama.
Konten nostalgia sering kali berhasil karena memanfaatkan kenangan kolektif yang dimiliki oleh audiens. Misalnya, mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan budaya pop dari dekade tertentu, seperti musik atau film, dapat menarik perhatian generasi tertentu dan mendorong mereka untuk berbagi karena mereka merasa terhubung dengan konten tersebut.
Mengukur Keberhasilan Social Currency
Setelah menerapkan strategi-strategi ini, penting untuk mengukur sejauh mana konten kita berhasil. Beberapa metrics yang bisa kita pantau seperti jumlah share, komentar, atau bahkan peningkatan jumlah followers. Selain itu, melakukan interaksi kepada audiens atau followers untuk menanyakan pendapat dan melihat bagaimana audiens merespon konten kita bisa menjadi tambahan informasi baru untuk konten kita kedepannya. Apakah audiens hanya menyukai, atau mereka benar-benar terdorong untuk membagikannya.
Kesimpulan
Dengan memahami dan memanfaatkan prinsip-prinsip social currency, kita bisa menciptakan konten yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga mendorong audiens untuk berbagi, yang pada akhirnya dapat membuat konten kita viral. Kuncinya adalah membuat audiens yang membagikan konten yang kita buat akan merasa mendapatkan sesuatu yang berharga, baik itu status sosial, emosi positif, atau hiburan.
Metamorphosys sebagai Creative & Digital Agency, siap membantu kamu dan bisnis kamu untuk berkembang melewati konten sosial media. Dipercaya lebih dari 11 tahun, kami juga bisa membantu untuk membuat konten yang memiliki social currency tinggi yang bisa meningkatkan peluang konten bisnis milik kamu menjadi viral.
Penulis: Edwin Wijaya
Sumber:
https://ziliun.com/definisi-social-currency/
https://blog.myskill.id/istilah-dan-tutorial/social-currency-cara-kerja-dan-contoh-praktiknya/
https://www.marketeers.com/social-currency-sebagai-valuta-pendorong-bisnis-digital/
0 Comments