Metamorphosys

Dimulai dari tahun 1917 sampai hari ini, konflik antara Palestina dan Israel yang memiliki sejarah panjang sudah berlangsung selama lebih dari 100 tahun dan telah menelan lebih dari 22.000 jiwa warga Palestina dalam konflik tersebut. Kekerasan dan genosida yang berkepanjangan dan semakin meningkat membuat seluruh dunia bergandengan tangan menyuarakan protes dan penolakan terhadap tindakan tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan boikot terhadap brand yang memberikan dukungan kepada tindakan genosida yang dilakukan Israel. Boikot adalah wujud protes seseorang terhadap seseorang atau organisasi tertentu dengan tidak menggunakan, membeli, dan berurusan dengan pihak yang diboikot karena sebuah isu. Boikot terhadap brand merupakan bentuk aktivisme sosial yang sudah lazim dilakukan karena dengan melakukan boikot, individu bisa menyuarakan pendapatnya dan mengambil keputusan terhadap berbagai isu.

A. Mengapa Boikot Dilakukan?

1. Tidak sepakat dengan politik atau tindakan brand
  • Dukungan terhadap Israel

Yang sedang ramai dilakukan, boikot terhadap berbagai brand yang mendukung Israel dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina. Brand yang memberikan dukungan kepada Israel dapat dicek di https://bdnaash.com/ dengan memasukkan nama perusahaan atau brand yang ingin kamu cari.

  • Keterlibatan dalam politik yang dianggap berbahaya

Boikot terhadap brand yang terlibat dalam politik yang dianggap berbahaya, seperti mendukung rezim otoriter atau mempromosikan ideologi ekstremis.

  • Praktik bisnis yang tidak etis

Boikot terhadap brand yang melakukan praktik bisnis yang tidak etis, seperti eksploitasi tenaga kerja, pencemaran lingkungan, atau penipuan konsumen.

2. Ketidakpuasan dengan produk atau layanan brand
  • Kualitas produk yang buruk

Boikot terhadap brand yang memproduksi produk berkualitas buruk, seperti produk yang tidak aman digunakan atau tidak sesuai dengan claim yang diiklankan.

  • Layanan customer yang buruk

Boikot terhadap brand yang memberikan layanan pelanggan yang buruk, seperti staf yang tidak ramah atau tidak membantu menyelesaikan masalah pelanggan yang berhubungan dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

  • Harga produk dan jasa yang lebih tinggi dari pasar

Boikot terhadap brand yang dianggap menjual produk atau layanan dengan harga yang terlalu mahal.

3. Perlakuan tidak adil kepada kelompok tertentu
  • Boikot terhadap brand yang mendukung diskriminasi

Boikot terhadap brand yang mendukung diskriminasi terhadap kelompok tertentu, seperti berdasarkan ras, agama, gender, atau orientasi seksual.

  • Boikot terhadap brand yang mengeksploitasi pekerja

Boikot terhadap brand yang mengeksploitasi pekerja, seperti dengan membayar upah rendah atau memberikan kondisi kerja yang tidak baik.

  • Boikot terhadap brand yang membahayakan lingkungan

Boikot terhadap brand yang tidak ramah lingkungan, seperti dengan menggunakan bahan kimia berbahaya atau menghasilkan banyak limbah.

4. Alasan moral atau etika
  • Boikot terhadap brand yang memproduksi produk yang dianggap tidak etis

Boikot terhadap brand yang memproduksi produk yang dianggap tidak etis, seperti senjata, rokok, atau alkohol.

  • Boikot terhadap brand yang mendukung perusahaan yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia

Boikot terhadap brand yang mendukung perusahaan yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia, seperti perusahaan yang menggunakan tenaga kerja anak.

5. Alasan keagamaan
  • Boikot terhadap brand yang memproduksi produk yang dianggap haram

Boikot terhadap brand yang memproduksi produk yang dianggap haram, seperti produk yang mengandung babi atau alkohol.

  • Boikot terhadap brand yang mendukung perusahaan yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai agama

Boikot terhadap brand yang mendukung perusahaan yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, seperti perusahaan yang memproduksi produk pornografi.

B. Brand yang Pernah Diboikot

1. Nike

boycotts's effect to companies (especially big company): RTW issue palestine israel_Aksi boikot Nike

Nike pernah diboikot pada tahun 1990-an karena eksploitasi anak di bawah umur di pabriknya. Anak-anak di bawah umur dipekerjakan untuk menjahit bola sepak dan produk lain selama tujuh hari dalam seminggu hingga 16 jam sehari dengan upah rendah. Melalui campaign “Nike Anti-Sweatshop”, masyarakat melayangkan protes kepada Nike, menyebabkan penjualan Nike anjlok. Nike kemudian mengubah kebijakannya dan mulai bekerja sama dengan organisasi independen untuk memastikan bahwa tidak ada tenaga kerja anak yang digunakan dalam proses produksi produk Nike.

Baca Juga: Desain Grafis Masa Depan yang Harus Kamu Ketahui – Metamorphosys

2. H&M

boycotts's effect to companies (especially big company): RTW issue palestine israel_Aksi boikot H&M

Pada tahun 2018, H&M pernah membuat iklan yang menampilkan seorang anak berkulit hitam sedang memakai sweatshirt bertuliskan “Coolest monkey in the jungle” yang menyebabkan brand ini diboikot karena iklan yang dianggap rasis. Iklan tersebut menyebabkan The Weeknd dan G-Eazy memutuskan kerjasama dengan H&M. Boikot tersebut menyebabkan H&M menarik iklan tersebut dan meminta maaf.

3. Adidas

boycotts's effect to companies (especially big company): RTW issue palestine israel_AksiBoikotAdidas

Sudah bekerja sama dengan Kanye West dari tahun 2013, Adidas menghadapi tekanan dari orang-orang untuk memutuskan kerjasama dengan Kanye West pada tahun 2022. Boikot tersebut dilakukan karena pernyataan Kanye West yang dianggap kontroversial dan ofensif. Hal ini menyebabkan Adidas akhirnya memutuskan hubungan kerja sama dengan Kanye West.

C. Dampak Boikot Terhadap Brand Secara Umum

1. Dampak Jangka Pendek:
  • Penurunan penjualan: Boikot dapat menyebabkan penurunan penjualan brand secara signifikan. Hal ini dapat berdampak pada pendapatan dan profitabilitas brand.
  • Kerusakan reputasi: Boikot dapat merusak reputasi brand dan citranya di mata publik. Hal ini dapat membuat brand lebih sulit untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama.
  • Kehilangan kepercayaan konsumen: Boikot dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan konsumen terhadap brand. Hal ini dapat membuat brand lebih sulit untuk menjual produknya di masa depan.
  • Kesulitan menarik investor: Boikot dapat membuat brand lebih sulit untuk menarik investor baru. Hal ini dapat membuat brand kesulitan untuk mendapatkan dana untuk pengembangan dan pertumbuhannya.
2. Dampak Jangka Panjang:
    • Kehilangan pangsa pasar: Boikot dapat menyebabkan brand kehilangan pangsa pasarnya. Hal ini dapat membuat brand lebih sulit untuk bersaing dengan brand lain.
    • Sulit untuk kembali ke tingkat penjualan sebelumnya: Boikot dapat membuat brand sulit untuk kembali ke tingkat penjualan sebelumnya. Hal ini dapat menyebabkan brand mengalami kerugian finansial yang signifikan.
    • Kerusakan permanen pada reputasi brand: Boikot dapat menyebabkan kerusakan permanen pada reputasi brand. Hal ini dapat membuat brand sulit untuk pulih dan kembali ke posisinya semula.
    • Biaya tinggi untuk membangun kembali kepercayaan konsumen: Boikot dapat menyebabkan biaya tinggi untuk membangun kembali kepercayaan konsumen. Hal ini dapat memakan waktu dan sumber daya yang signifikan.
    3. Efektivitas Boikot Terhadap Brand

    Jadi, apakah sebenarnya boikot yang dilakukan efektif? Efektivitas boikot terhadap brand tergantung pada beberapa faktor, seperti:

    1. Alasan boikot
    • Boikot yang didasari oleh isu sensitif seperti politik, agama, dan kemanusiaan cenderung lebih efektif. Contohnya, boikot terhadap produk Israel di negara-negara Muslim.
    • Boikot yang didasari oleh isu yang kurang sensitif mungkin kurang efektif. Contohnya, boikot terhadap produk perusahaan yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia, jika isu tersebut tidak mendapat banyak perhatian publik.
    2. Skala boikot
      • Boikot yang dilakukan oleh banyak orang dan dipublikasikan secara luas cenderung lebih efektif. Contohnya, gerakan Black Lives Matter yang berhasil mendorong perubahan kebijakan di berbagai perusahaan.
      • Boikot yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dan tidak mendapat banyak perhatian publik mungkin kurang efektif.
      3. Kekuatan brand
        • Brand yang memiliki banyak pesaing lebih rentan terhadap boikot. Contohnya, boikot terhadap Starbucks di Amerika Serikat yang menyebabkan penurunan penjualan.
        • Brand yang memiliki pangsa pasar yang besar dan tidak memiliki banyak pesaing lebih tahan terhadap boikot. Contohnya, boikot terhadap Apple di China yang tidak memiliki dampak yang signifikan.

        D. Do’s and dont’s sebagai individu untuk melakukan boikot

        Sebelum melakukan boikot, pastikan kamu melakukan hal-hal berikut:

        • Lakukan riset fakta yang mendasari alasan dan dampak boikot dilakukan
        • Cari tahu alternatif produk atau jasa yang tidak terkait dengan brand yang diboikot
        • Berikan masukan konstruktif kepada brand untuk mendorong perubahan
        • Hindari menyebarkan kebencian dan informasi yang salah
        • Pantau perkembangan dan dampak boikot secara berkala

        Jika kamu memiliki bisnis, bersikap transparan dan komunikasikan empati kepada pihak-pihak yang terkena dampak. Tidak hanya itu, kamu juga harus selalu mengedukasi dirimu sendiri dan orang-orang yang terlibat dalam brand kamu dengan mendengarkan dengan seksama keluhan dan masukan dari publik dengan melakukan dialog terbuka dan konstruktif dari berbagai pihak.

        Ayo kolaborasi dengan Metamorphosys untuk meningkatkan skill kamu sebagai seorang digital marketer, mengembangkan brand kamu sendiri, dan membantu brand-brand dari berbagai bidang semakin berkembang. Digital marketing bersama Metamorphosys juga mencakup Art Direction, Graphic Design, Brand Logo Creation, Website Development, dan Social Media Management. Kami akan membantu brand untuk berkembang dan mencapai goal-goal bisnis kamu. Bersama Metamorphosys, mari berkarya dan berkembang di dunia digital yang punya banyak peluang ini.

        Penulis:Ignes Tifanny

        Sumber:

        https://www.cnbcindonesia.com/news/20240102184053-4-502199/7-update-gaza-korban-tewas-tembus-22-ribu-israel-culik-bayi

        https://www.cnbcindonesia.com/news/20231224103055-4-500024/sejarah-konflik-israel-palestina-perang-hingga-akhir-zaman

        https://www.linkedin.com/pulse/boycotting-brands-cause-impact-effectiveness-social-chikhani–fkpef/

        https://rhbtradesmart.co.id/article/apakah-boikot-terhadap-suatu-brand-berdampak-terhadap-saham-perusahaan-begini-penjelasannya/

        https://www.thefashionlaw.com/visibility-is-central-to-a-successful-supply-chain-heres-what-brands-need-to-know/

        https://www.washingtonpost.com/news/arts-and-entertainment/wp/2018/01/19/hm-faced-backlash-over-its-monkey-sweatshirt-ad-it-isnt-the-companys-only-controversy/

        https://www.npr.org/2022/10/24/1131087775/ye-adidas-boycott


          0 Comments

          Leave a Reply

          Avatar placeholder

          Your email address will not be published. Required fields are marked *

          one + seventeen =