Meskipun masuk dalam peralihan ke ranah digital, materi cetak masih berpotensi memberikan pengalaman berbeda bagi setiap merek. Oleh karenanya, beberapa merek mewujudkan hal tersebut dengan mempercantik kemasan, kartu nama, kop surat, dan lainnya.
Ketika Anda memikirkan desain kop surat, pikiran Anda akan mengarah kepada tipografi tegas pada kop surat, dengan informasi yang disusun bertumpuk pada bagian atas, baik itu logo, alamat perusahaan, media sosial, dan sebagainya. Namun tahukah Anda? Bahwa desain kop surat dapat dimaksimalkan ke arah yang lebih berani, menyenangkan, berkelas, dan elegan.
Dengan mempertimbangkan posisi merek beserta kepribadiannya, arah tersebut dirancang untuk mempermudah komunikasi antara merek dengan audiens. Dengan pertimbangan seperti itu, kami telah mengumpulkan beberapa tips dan inspirasi untuk memastikan desain stationery seperti kop surat, kartu nama, amplop, dan sebagainya menjadi semakin maksimal, bergaya, dan mencolok.
Baca Juga :Â Mau Desain Kamu Semakin Kece? Mockup Jawabannya!
Mengatur Informasi
Hal pertama adalah memastikan dimensi fisik, misalnya standar untuk surat adalah A4, serta A5 dapat digunakan untuk amplop. Kemudian ada hal lain yang perlu diperhatikan adalah aset milik merek, seperti logo dan elemen grafis, begitu juga dengan alamat perusahaan, alamat website, media sosial, nomor telepon, dan email. Meskipun ruang kerja terbatas, rangkaian informasi harus berfungsi sebagaimana mestinya – terbaca secara jelas.
Selanjutnya, memikirkan fungsi dari desain stationery. Pastikan kop surat memiliki ruang ketik yang cukup. Memastikan informasi dalam kartu nama tidak terlalu detail, mengarahkan langsung ke website atau kontak dengan menggunakan barcode adalah solusi yang dapat digunakan jika ingin mempertahankan ruang.
Sudah pasti bahwa kop surat akan memiliki ruang putih yang besar – namun perlu diingat bahwa ruang putih dapat meningkatkan kualitas desain. Membagi ruang menjadi sepertiga akan menunjukkan fokus dan daya tarik secara visual. Misalnya memaksimalkan area sepertiga tersebut untuk logo dan seluruh informasi yang ada, sedangkan dua pertiganya dibiarkan secara kosong.
Logo
Setelah menemukan cara terbaik dalam mengatur informasi, saatnya beralih ke dalam desain stationery. Dalam lingkup branding, peran logo adalah sebagai elemen signifikan atau pembeda antara satu merek dengan merek lainnya. Begitu juga dalam penerapannya ke dalam desain stationery. Dengan kata lain, melalui konfigurasi logo ataupun elemen visual merek lainnya, akan membantu merek untuk dilihat dan diingat.
Gambar di atas menunjukkan bahwa peran logo dapat membantu merek tersebut untuk dikenal. Konfigurasi elemen visual yang diambil dari logo yang pastinya sesuai dengan apa yang telah disusun di dalam panduan merek, membuat tampilan semakin cantik, bersih, tetapi signifikan pada waktu yang sama. Membuat kesan ‘kehati-hatian’ dan ‘serius’ dalam menyajikan desain stationery.
Adapun istilah lain yang mendukung peran logo sebagai pembeda merek, yakni supergraphic. Supergraphic adalah elemen pendukung yang digunakan setiap merek untuk menunjukkan ciri khas merek tersebut. Selain berkaitan erat dengan identitas visual, superagphic dapat diturunkan berupa gambar, ilustrasi, foto, tekstur, efek, elemen geometris, dan sebagainya. Berikut merupakan fungsi supergraphic:
1. Estetis
Menambah kepercayaan dan meningkatkan citra merek.
2. Ciri dan Karakter
Sebagai pembeda antara satu merek dengan merek lain.
3. Komunikator
Memperkenalkan kepribadian merek kepada audiens melalui bentuk-bentuk yang telah dirancang.
Dengan warna atau tanpa warna
Warna monokrom mewakili makna profesional, namun tidak berlaku bagi perusahaan konsultan seperti PwC, yang justru terlihat jauh menyenangkan dan berwarna.Â
Apakah cocok untuk setiap merek? Jawabannya adalah tidak, apalagi jika berkaitan dengan biaya cetak. Pemilihan tersebut mungkin akan membantu klien terlihat mencolok. Dan bagaimana warna hitam dan putih mempengaruhi perannya untuk menghadirkan sisi minimalis pada bidang usaha salon rambut.
Menurut penelitian dari Institute for Color Research mengungkapkan bahwa audiens membuat penilaian bawah sadar tentang lingkungan atau produk dalam waktu 90 detik sejak tampilan awal, dan antara 62% dan 90% dari penilaian tersebut berdasarkan warnanya. Secara sengaja atau tidak, warna memiliki makna penting pada desain, mengontrol emosi dan menunjukkan suatu nilai tertentu.
Ada beberapa hal yang perlu diingat saat menjadikan warna sebagai strategi: Psikologi, budaya, tren, dan konteks.
1. Psikologi
Persepsinya bisa saja subjektif, tetapi beberapa warna memiliki sifat universal. Warna hangat seperti merah, jingga, dan kuning akan membangkitkan emosi hangat, nyaman, marah, dan permusuhan.
2. Budaya
Warna memiliki perwakilan terhadap kelompok tertentu di dalam urusan bernegara atau politik, warna dapat saja berkaitan dengan agama, tim olahraga, sekolah ataupun organisasi. Sebagai contoh, warna merah dan kuning secara bersamaan akan terlihat seperti McDonald’s.Â
3. Tren
Pantone dikenal luas di dunia desain sebagai otoritas warna. Produk benar-benar menjadi hijau selama beberapa tahun terakhir. Apple berada di depan tren berwarna putih.