Metamorphosys

Istilah influencer sudah cukup populer di kalangan masyarakat terutama para pengguna media sosial. Influencer adalah seseorang yang memiliki kemampuan memberikan influence (pengaruh) kepada orang lain dalam jumlah banyak (massa) untuk melakukan tindakan tertentu. Influencer akan membangun hubungan parasosial satu arah dengan para audiens atau yang biasa disebut dengan istilah trans-parasocial relations. Hubungan ini dibangun dengan mendorong interaksi biasanya melalui like, comment, repost dimana nantinya influencer akan berespons interaksi ini secara searah. Setelah terbangunnya hubungan ini, audiens yang antusias sering menganggap influencer sebagai teman dan cenderung memiliki bias positif untuk menjadikan influencer sebagai inspirasi mereka terhadap tren, produk, atau brand terbaru.

Fenomena influencer sebenarnya sudah dimulai pada pertengahan hingga akhir 2010-an yang awalnya dilakukan melalui blog. Para influencer (blogger) memberikan pendapat serta memberikan informasi, tips, dan saran relevan di berbagai bidang seperti fashion, makanan, kesehatan, dan sebagainya di blog mereka. Namun, seiring perkembangan zaman dan memasuki era digital, influencer mulai mendominasi platform media sosial seperti Youtube, Instagram, dan Tik Tok.

 

 

I. Sisi “Cerah” Influencer 

Fenomena influencer ini semakin marak. Bahkan, influencer sudah menjadi sebuah bidang pekerjaan. Orang-orang berlomba bereksperimen dengan berbagai jenis konten untuk “stand-out” di antara influencer lainnya. Ada beberapa alasan orang menjadi seorang influencer:

1. Passion dan expertise

Banyak influencer memilih bidang yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Mereka mengekspresikan minatnya melalui konten yang mereka bagikan, menjadi ahli di bidang tertentu, dan membangun audiens yang tertarik dengan topik tersebut.

 

2. Personal branding

Menjadi seorang influencer memungkinkan seseorang membangun branding (kesan atau citra). Dengan konsistensi dalam konten dan gaya atau penyampaian unik, mereka menciptakan citra yang kuat dan mudah dikenali di dunia digital.

 

3. Community building

Influencer memiliki kesempatan untuk membangun komunitas aktif yang memiliki minat yang sama. Hal ini dapat menciptakan wadah dimana anggota komunitas dapat saling berinteraksi, berbagi, dan  terhubung.

 

4. Monetization opportunities

Bagi beberapa orang, menjadi influencer merupakan cara untuk menghasilkan pendapatan. Dengan jumlah pengikut yang besar, mereka dapat menjalin kerjasama dengan brand, mendapatkan penghasilan dari endorse, dan ikut dalam program afiliasi.

 

5. Impact and influence

Banyak orang ingin memiliki pengaruh positif dalam kehidupan orang lain. Menjadi influencer memberikan platform untuk membagikan pesan, inspirasi, atau menyuarakan isu-isu yang dianggap penting.

 

6. Flexibility dan independence

Menjadi influencer juga memberikan fleksibilitas dan kemandirian. Mereka dapat bekerja dari mana saja, membuat jadwal sendiri, dan mengelola karir mereka sesuai keinginan.

 

7. Access to opportunities

Sebagai seorang influencer, seseorang bisa mendapatkan akses ke berbagai kesempatan dan pengalaman, seperti menghadiri acara, bekerja sama dengan brand terkenal, dan memiliki akses ke produk atau layanan eksklusif.

 

8. Expression of creativity

Bagi banyak influencer, platform digital adalah wadah ekspresi kreativitas. Mereka dapat menghasilkan konten visual, menulis, atau menciptakan karya-karya lain yang mencerminkan bakat dan minat mereka.

 

II. Sisi “Gelap” Influencer

Dunia influencer memang terlihat menyenangkan, namun ada beberapa sisi “gelap” yang menyelimutinya, antara lain:

1. Follower dan interaksi palsu

Beberapa influencer membeli follower dan engagement palsu untuk meningkatkan daya influence mereka. Saat melihat follower dan engagement yang tinggi, brand pasti akan tertarik untuk berkolaborasi dan audiens pasti terpengaruh untuk mengikuti rekomendasinya. 

 

2. Endorse yang dirahasiakan

Saat influencer berkolaborasi dengan sebuah brand, mereka harus memberitahu audiens. Namun, beberapa influencer gagal melakukan hal ini sehingga follower mereka berpikir itu adalah rekomendasi/pendapat pribadi. Hal ini bisa menyesatkan konsumen dan merusak citra brand yang bersangkutan.

 

3. Mempromosikan produk dan layanan berbahaya

Beberapa influencer menerima endorse produk atau layanan yang berbahaya, seperti pil diet, minuman penurun berat badan, atau kosmetik yang tidak aman. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan pengikutnya.

 

4. Cyberbullying dan pelecehan

Beberapa influencer menggunakan platform media sosial mereka untuk menindas atau melecehkan orang lain. Hal ini dapat berdampak buruk pada korbannya, dan juga dapat merusak reputasi influencer.

 

5. Pelanggaran privasi 

Brand, agensi, bahkan audiens sering kali mengumpulkan data pribadi tentang influencer yang bisa berdampak pada kebocoran data pribadi.

 

III. Influencer Akan Tetap Relevan

Perhatikan sekelilingmu! Orang-orang tidak lagi membaca koran dan menonton televisi. Di usia berapapun, gender apapun, dan demografi manapun, orang-orang sudah beralih ke media sosial untuk berkomunikasi, mencari berita, dan berbelanja. Tidak heran bahwa influencer marketing anti surut di tahun 2024! Namun, ada beberapa strategi, tren, dan peluang baru yang perlu diperhatikan:

1. Micro-influencer akan mendominasi

Micro-influencer memiliki 15.000-75.000 follower. Meskipun memiliki jumlah follower yang lebih kecil, namun hubungan yang lebih autentik dengan audiens yang menghasilkan ROI (Return of Investment) dan engagement yang lebih tinggi.

 

2. Audiens lebih tertarik dengan konten video

Konten video terutama video berdurasi pendek yang sekarang sudah banyak digunakan oleh influencer, ke depannya tidak menunjukkan penurunan performa. Dengan platform Tik Tok, Instagram Reels, dan Youtube, influencer bisa membuat konten menarik untuk berbagi pengalaman dan rekomendasi.

 

3. Konten autentik lebih banyak dilirik

Iklan yang semakin banyak sering membuat audiens merasa skeptis dengan kebenaran konten. Sehingga, audiens mencari transparansi, integritas, dan konsistensi ketika mempercayai influencer.

 

4. Brand lebih memilih berinvestasi pada influencer dibandingkan iklan berbayar

Menurut data dari impact.com, 63% brand mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk influencer pada tahun 2024. Perubahan ini terjadi karena iklan berbayar menjadi lebih mahal dan hasilnya kurang terlihat. 

 

5. Kolaborasi jangka panjang

Brand bisa fokus pada penyampaian pesan yang konsisten melalui influencer yang sama untuk membuat audiens lebih aware. 29% audiens mengatakan suatu promosi terasa lebih autentik ketika influencer memposting tentang promosi tersebut beberapa kali.

 

IV. Tertarik Menjadi Influencer?

 

Menjadi seorang influencer tidaklah mudah tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Kamu yang memiliki minat dan bakat dalam pembuatan konten dan ingin menjadi seorang influencer, kamu bisa lakukan langkah-langkah berikut:

1. Temukan niche kamu

Identifikasi bidang atau topik tertentu yang benar-benar kamu kuasai atau minati. Menemukan niche membantu kamu menargetkan audiens yang lebih spesifik. 

 

2. Buat platform digital

Pilih platform digital yang sesuai dengan jenis konten kamu, bisa berupa blog, Instagram, YouTube, TikTok, atau platform lainnya. Pastikan platform tersebut sesuai dengan konten yang ingin kamu bagikan.

 

3. Kembangkan personal branding

Bangun personal branding yang kuat. Ini mencakup gaya visual, gaya penulisan, dan pesan keseluruhan yang ingin kamu sampaikan kepada audiens.

 

4. Buat konten berkualitas

Fokus pada pembuatan konten berkualitas tinggi. Foto yang bagus, video yang berkualitas, dan teks yang menarik akan membantu menarik perhatian dan mempertahankan follower.

 

5. Konsisten

Konsistensi dalam posting sangat penting. Tetap aktif dan berinteraksi dengan audiens kamu secara teratur. Jadwal posting yang konsisten membantu membangun awareness audiens terhadap kontenmu.

 

6. Bangun komunitas:

Respon dan terlibat dengan pengikut Anda. Bangun komunitas yang aktif dengan merespons komentar, mengajukan pertanyaan, dan membuat diskusi.

 

7. Jalin kerjasama

Ketika kamu sudah memiliki basis pengikut yang cukup, kamu dapat menjalin kerjasama dengan brand atau mengikuti program afiliasi untuk mendapatkan pendapatan.

 

8. Gunakan hashtag dan SEO:

Gunakan hashtag yang relevan untuk meningkatkan visibilitas kontenmu. Jika kamu menggunakan blog atau situs web, pelajari dasar-dasar optimasi mesin pencari (SEO) untuk meningkatkan visibilitas.

 

9. Belajar dari Para Influencer Lain:

Amati dan pelajari dari influencer lain yang telah berhasil dalam niche serupa. Perhatikan strategi mereka, jenis konten yang mereka bagikan, dan cara mereka berinteraksi dengan pengikut.

 

10. Terus berkembang dan belajar:

Dunia media sosial terus berubah, jadi tetaplah terbuka untuk belajar. Pelajari tren terbaru, platform baru, dan terapkan pengetahuan baru tersebut dalam strategi kamu.

 

V. Ayo Berkolaborasi!

 

Kolaborasi adalah proses di mana dua atau lebih pihak bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama atau menciptakan hasil yang lebih besar daripada yang dapat dicapai secara individu. Ayo kolaborasi dengan Metamorphosys untuk meningkatkan skill kamu sebagai seorang influencer dan membantu brand-brand semakin berkembang. Tidak hanya sebatas influencer marketing, Metamorphosys juga menyediakan layanan terintegrasi, termasuk Art Direction, Graphic Design, Brand Logo Creation, Website Development, dan Social Media Management. Kami akan membantu brand untuk berkembang dan mencapai goal-goal bisnis kamu. Bersama Metamorphosys, mari berkarya dan berkembang di dunia digital yang punya banyak peluang ini.

 

Sumber:

https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/02650487.2022.2137318 

https://amj.kma.re.kr/cgi/viewcontent.cgi?article=1587&context=journal 

https://soundme.medium.com/the-dark-side-of-influencer-marketing-a50ddfc658c8#:~:text=Promoting%20harmful%20products%20or%20services,well%2Dbeing%20of%20their%20followers

https://www.linkedin.com/pulse/influencer-marketing-2024-navigating-evolving-landscape/ 

https://impact.com/influencer/5-influencer-marketing-trends-2024/#:~:text=63%20percent%20of%20brands%20are,deeper%20trust%20with%20your%20audience

 

Penulis: Ignes Tifanny


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

six − five =