Ketika berbicara soal pemasaran, kamu tentu pernah mendengar istilah “inbound dan outbound marketing”. Namun, tahukah apa arti dan perbedaan dari kedua istilah tersebut?
Istilah ini dipopulerkan sejak 2006 lalu oleh Brian Halligan dan Dharmesh Shah, dua punggawa pendiri HubSpot, penyedia solusi pemasaran. Menurut keduanya, inbound marketing lebih dari sekadar taktik pemasaran, melainkan sebuah filosofi yang berakar pada prinsip yang bermakna bagi masyarakat.
Untuk lebih memahami perbedaan inbound marketing dan outbound marketing, simak penjelasannya berikut ini!
Baca Juga: Pakai Strategi Community Marketing Untuk Bisnis Kamu.
Apa itu Outbound Marketing?
Pada dasarnya, outbound marketing adalah suatu upaya memperkenalkan produk secara terang-terangan kepada para audiens atau calon konsumen.
Beberapa contohnya antara lain adalah iklan radio, TV, maupun yang biasa muncul pada suatu situs, telemarketing, iklan di majalah, koran, dan lain-lain.
Model iklan seperti ini cenderung kurang disukai oleh masyarakat sehinga penggunaan outbound marketing semakin menurun dalam 10 tahun terakhir.
Kemunculannya yang berlebihan dan terang-terangan kerap dianggap menggangu dan cenderung tidak dipedulikan oleh para audiens. Bahkan, kamu pun dapat menggunakan ad blocker untuk menghilangkan iklan pada situs web.
Apa itu Inbound Marketing?
Berbeda dengan outbound marketing, inbound marketing berupaya menarik perhatian calon pelanggan dengan konten yang menarik minat mereka.
Model pemasaran ini disebut juga dengan content marketing, jadi inbound marketing meliputi konten blog, media sosial, infografik, newsletter, dan konten-konten lain yang memang menarik dan informatif untuk audiens.
Tentu saja bukan konten biasa yang dimaksud, melainkan konten khusus yang mampu membuat calon pelanggan berinteraksi dengan konten tersebut.
Interaksi yang dimaksud bisa berupa membaca atau membagikan konten tersebut dengan orang lain. Hal ini akan memberikan kesan positif bagi suatu produk atau merek sehingga dapat memengaruhi keputusan pembelian calon pelanggan.
Perbedaan Antara Inbound dan Outbound Marketing
Secara garis besar, perbedaan inbound lebih bersifat tidak langsung, sedangkan outbound bersifat terang-terangan meminta agar menggunakan produknya. Inbound mendorong calon pelanggan agar menggunakan produknya dengan cara meningkatkan interaksi dengan brand atau merek.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan inbound dan outbound marketing:
Inbound Marketing
- Menarik pembaca yang berminat
- Ditulis untuk kebutuhan pelanggan
- Interaktif dan luwes
- Menarik pelanggan
- Merupakan bagian dari konsumsi konten
- Dapat ditemukan pada blog, media sosial, email, laman pencarian, dan influencer.
Outbound Marketing
- Target pemasaran adalah setiap orang tak peduli apapun minat mereka
- Ditulis untuk kebutuhan produk
- Tidak luwes dan hanya bersifat satu arah
- Mencari pelanggan
- Mengganggu konsumsi konten
- Dapat ditemukan pada iklan display, billboard, majalah, iklan TV dan radio
Mana yang Lebih Efektif?
Melihat penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa inbound marketing saat ini lebih disukai dibandingkan dengan outbound marketing. Pasalnya, model pemasaran inbound memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Pelanggan senang karena mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan mereka, sedangkan brand menyukainya karena dapat mendapatkan exposure dana atensi dari target audiens.
Bahkan, sebanyak 71% perusahaan secara global mengumumkan bahwa mereka saat ini fokus menggunakan inbound marketing.
Sebaliknya, outbound marketing mendapatkan banyak kritik terutama karena biayanya yang mahal, tidak responsif, dan tidak bertarget.
Brand harus mengeluarkan budget marketing yang relatif besar untuk outbound marketing seperti iklan TV dan hanya bisa berharap iklan tersebut dapat menarik minat target audiens mereka.
Tentu saja kebanyakan perusahaan akhirnya tidak akan mengeluarkan anggaran yang lebih besar untuk model pemasaran ini.
Meski lebih disukai, bukan berarti inbound marketing hadir tanpa kekurangan. Keefektifannya sulit diukur karena strategi ini bergantung pada peningkatan kesadaran terhadap merek dan tidak memaksa menjual.
Menentukan Strategi Inbound dan Outbound Marketing yang Tepat
Memilih strategi pemasaran mana yang sesuai tidaklah sama untuk setiap bisnis. Pada akhirnya, strategi yang terbaik untuk bisnis kamu adalah yang sesuai dengan jenis dan target bisnis kamu sendiri.
kamu harus selalu mencoba cara-cara baru dan disaat yang sama tetap melanjutkan cara-cara lama yang terbukti bekerja. Pastikan untuk selalu menganalisa data dan selalu tanggap dengan setiap perubahan.
Ingatlah, setiap saat akan selalu muncul inovasi baru dan cara yang lama mungkin tidak akan bisa berlaku lagi.
Setiap model bisnis akan membutuhkan strategi yang berbeda pula, jadi kamu tidak bisa langsung menyalin cara-cara yang dilakukan oleh perusahaan lainnya. kamu harus selalu berusaha memunculkan ide baru karena masyarakat cenderung mudah bosan melihat hal yang sama.
Nah, setelah mengetahui perbedaan inbound dan outbound marketing, kamu harus dapat mengalokasikan budget yang optimal untuk kedua strategi marketing tersebut.
Setelah menerapkan inbound dan outbond marketing kalian bisa melakukan 4 hal ini untuk semakin menggaet calon customer
1. ATTRACT
Tahap pertama untuk menarik perhatian audience/calon pelanggan adalah dengan membuat sesuatu yang menarik. Pada tahap attract (Brand Awareness) ini dibutuhkan beberapa hal agar audience mudah menemukan bisnis/produk kamu secara Digital.
- SEO (Search Engine Optimization)
Buat keyword yang relevan dengan bisnis/produk kamu. Sebuah pencarian produk atau servis pasti dicari menggunakan Google. Upayakan produk kamu untuk muncul di halaman pertama.
- Konten Social Media
Ciptakan sesuatu yang mempunyai value untuk audience namun tetap menunjukkan keunggulan dari produk/bisnis kamu. Yang perlu diingat, audience saat ini didominasi oleh millennial, jadi buatlah konten yang menarik dan sesuai dengan karakteristik mereka. Gunakan juga jasa influencer jika perlu.
- Optimized Site
Pastikan website kamu terindex, sehingga mudah ditemukan dan sudah teroptimasi secara Mobile.
- Digital Advertising
Maksimalkan performa konten kamu agar semakin mendekati/attract audience yang sesuai target. Hal ini bisa dilakukan menggunakan Google Search, GDN, YouTube Ads, atau Programmatic Ads seperti Ascope, Double Click, dan lain-lain.
2. ENGAGE – CONVERT
Salah satu kunci keberhasilan Inbound Marketing adalah terciptanya Brand Engagement yang baik antara brand dengan calon pelanggan potensial untuk meningkatkan konversi. Langkah apa yang harus dilakukan untuk Brand dapat implementasi demi meningkatkan Engagement / hubungan yang baik sehingga mereka dapat Convert dari Visitors menjadi Leads?
- Landing Page Optimization
Jika kamu ingin menarik potensi audience dalam sebuah campaign yang menarik gunakan sebuah minisite/landing page yang teroptimasi.
Landing page tersebut bisa dalam bentuk kuis, selfie atau lead magnet lainnya yang dapat menarik perhatian milenials tersebut.
Komunikasi, gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan audience.
Terbuka, buatlah audience mengenal lebih dalam tentang produk/bisnis kamu dalam landing page tersebut. Berikan gambaran-gambaran yang cukup jelas tentang challenge yang mereka hadapi dan bagaimana produk/bisnis kamu dapat menjadi solusi bagi mereka.
- Form dan Call to Action
Ciptakan sebuah landing page yang sederhana namun dengan clear form dan call to action, agar audience dengan sukarela mau membagikan informasi pribadi. Jangan lupa untuk setup pin points agar campaign lebih terukur dan terarah.
Perlu diketahui, bahwa dalam stage ini mereka masih berada di tahap learning dan masih belum mengerucutkan opsi mereka. Maka dari itu buat kanal pendukung agar mereka bisa dihubungi lebih lanjut.
3. ENGAGE – CLOSE
Tahap selanjutnya adalah Brand Engagement dengan fase untuk Close Leads menjadi Customer/konsumen.
- CRM Synchronization
Tujuan kita sebagai brand adalah bagaimana kita dapat engage mereka dengan menemukan mereka lewat CRM Synchronization, mengumpulkan mereka dan membuat segmentasi Leads tersebut.
- Personalized Digital Assets
Olah data Leads tersebut menggunakan Digital Assets yang kamu miliki ( personalized email, web, social media) dengan cara memberikan penawaran yang menarik seperti voucher dan lain-lain yang sesuai dengan stage customer journey buying readiness.
Ingat, jangan berhenti disini! Lakukan pendekatan secara terus-menerus dan bertahap sampai audience benar-benar melakukan pembelian.
4. DELIGHT
Tahap Delight ini merupakan tahap yang sangat penting. Pada tahap ini, Perusahaan harus benar-benar memastikan konsumennya mendapat kepuasan atas produk yang perusahaan berikan agar mendapatkan pelanggan yang setia atau yang dapat kita nama kan dengan fase Brand Loyalty.
Pada beberapa perusahaan besar seperti perusahaan telekomunikasi dan perbankan sudah mulai menerapkan hal ini. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat poling penilaian, survei kepuasan pelanggan dan menggunakan email marketing.
Apabila kamu merasa kesulitan dalam membuat strategi community marketing kami Metamorphosys siap membantu kamu. Kami adalah Creative & Digital Marketing Agency yang berlokasi di Gading Serpong, Tangerang. Kami memiliki tim profesional yang berpengalaman selama bertahun-tahun dalam membantu klien kami mencapai tujuan bisnisnya mulai dari mendesain logo dan branding, manajemen media sosial, periklanan, membuat website, jasa fotografi videografi, dan sebagainya.
Jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan tim kami dengan klik button ‘Start Project’ di www.metamorphosys.co.id dan mari kita berkolaborasi membangun bisnis kamu!
0 Comments