Target sasaran yang terlalu luas dapat membuat campaign marketing yang dilakukan sesuatu brand menjadi sulit mencapai objektif. Maka dari itu, penargetan audiens diperlukan agar objektif dari kampanye bisa terpenuhi. Untuk mempermudah menentukan target audiens, brand memerlukan persona audiens. Persona audiens merupakan profil dan karakter buatan dari target audiens yang dibuat oleh brand itu sendiri. Tujuan dari pembuatan persona audiens ini adalah agar lebih mudah memahami karakteristik dan perilaku target audiens. Marketers harus dapat berimajinasi dalam membuat persona audiens ini.
Baca Juga : Menentukan Target Audience untuk Pemasaran Digital
Apa itu persona audiens ?
Persona audiens adalah profil atau karakter fiksi dari satu orang yang mewakili target pasar bisnis. Meskipun fiksi, persona ini harus mampu menggambarkan orang-orang (nyata) yang menjadi target pasar kamu.
Dilansir dari Content Marketing Institute, persona adalah gabungan sketsa dari target pasar berdasarkan kesamaan yang divalidasi – bukan asumsi – yang dapat menginformasikan strategi konten untuk mendorong engagement dari para pembeli produktif.
Setiap bisnis mempunyai jumlah persona yang berbeda-beda tergantung kebutuhan dan cakupan pasar yang dituju. Namun, saat kamu membuat suatu konten, biasanya kamu hanya perlu merincikan satu atau dua dari persona target audiens-mu.
Nah, dengan menuliskan dan mengembangkan persona audiens ini, kamu akan memiliki gambaran yang jelas tentang ‘untuk siapa kamu menuliskan kontenmu’.
Mengapa persona audiens itu penting ?
Berikut ini adalah beberapa alasan pentingnya menciptakan Persona Audiens untuk kampanye pemasaran yang akan dilakukan:
- Brand dan marketers akan lebih mudah untuk mengenal, memahami, dan menjadi lebih dekat dengan target audiens mereka.
- Kebutuhan dan keinginan dari target audiens lebih mudah diidentifikasi dan dipahami.
- Proses pembuatan keputusan oleh target audiens dalam membeli produk atau jasa lebih mudah dipahami, sehingga brand bisa membuat strategi pemasaran dan kampanye pemasaran dengan lebih tepat.
- Brand juga akan lebih mudah untuk menemukan dan menentukan produk atau jasa baru apa yang harus dikembangkan untuk target audiens nya.
- Membuat usaha pemasaran secara keseluruhan yang dilakukan oleh brand lebih efisien dan efektif.
“Jika target audiens-mu tidak tertarik, kesalahan bukan pada mereka namun pada Anda.”
Kutipan dari Seth Godin, seorang pebisnis dan penulis Amerika Serikat, lewat bukunya Small is the New Big kurang lebih menjelaskan betapa pentingnya posisi audiens dalam memasarkan bisnismu.
Apakah kamu salah satu orang yang beranggapan demikian? Jika iya, mungkin kamu perlu merenungkannya kembali.
Dalam mengembangkan strategi content marketing, konten yang bagus selalu dimulai dengan pemahaman tentang siapa yang ingin kamu jangkau.
Dengan kata lain, langkah pertama dari kesuksesan content marketing adalah bagaimana brand atau marketer mampu memahami target audiens yang dituju.
Nah, sebelumnya kamu mungkin sudah memiliki beberapa ide tentang target audiensmu, seperti berapa kisaran usia mereka atau apa yang mereka minati. Tetapi, jika hanya sebatas usia dan minat, maka risetmu masih belum detail, dan kamu perlu memetakan persona audiens-mu secara lebih spesifik serta terperinci.
Cara Membuat Persona Audiens
1. Riset
Langkah pertama dalam menciptakan persona audiens selalu dimulai dengan riset. Di sini, kamu perlu belajar sebanyak mungkin tentang target audiens-mu.
Kamu dapat mulai mengumpulkan data tentang orang-orang yang mengunjungi situs dan membaca kontenmu. Berikut adalah beberapa detail yang dapat kamu catat:
- Lokasi
- Usia
- Jenis Kelamin
- Minat
- Pengunjung baru atau lama
- Browser yang digunakan
- Perangkat yang digunakan (desktop, ponsel, atau tablet)
Jika kamu memiliki akses ke data media sosial audiens, kamu akan mendapatkan beberapa informasi yang lebih rinci, termasuk apa yang mereka sukai dan tidak suka, brand yang mereka gunakan, dan bagaimana mereka menghabiskan waktu di dunia maya.
Selain itu, kamu juga perlu melakukan wawacara atau menyebarkan survei untuk mengetahui lebih lanjut tentang kepribadian, latar belakang, tantangan, kebutuhan, dan tujuan mereka.
2. Klasifikasikan Audiens
Setelah kamu memiliki informasi keseluruhan tentang audiens, kamu perlu mengamati informasi dan tren di basis pelanggan kamu. Ini akan mengembangkan persona individual yang dapat kamu gunakan saat membuat konten.
Seperti yang sudah disinggung di atas, jumlah persona yang kamu buat tergantung pada bisnis dan audiens. Beberapa brand hanya memiliki satu persona, sementara yang lain bisa memiliki beberapa persona. Namun, sebagian besar bisnis menemukan bahwa tiga hingga lima persona cocok untuk kebutuhan mereka.
Pada tahapan ini, kamu perlu melihat berbagai karakteristik audiens yang berbeda. Kemudian, amati apakah karakteristik tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok-kelompok.
Misalnya, sebuah perusahaan penyedia gas dapat mengidentifikasi kelompok-kelompok sebagai:
- Ibu rumah tangga berusia 30 – 40 tahun yang suka memasak untuk keluarga
- Asisten rumah tangga berusia 25 – 35 tahun yang aktif menggunakan internet
- Suami berusia 30 – 45 tahun yang ditugaskan membeli kebutuhan dapur
Dalam klasifikasi audiens, kamu juga dapat menggunakan Helix Personas, sebuah metode yang menyediakan informasi mengenai persona konsumen di Indonesia. Mereka menyediakan 6 komunitas atau klasifikasi utama yang dilengkapi dengan subklasifikasi dan keterangan rinci yang dapat kamu akses.
Berikut adalah klasifikasi persona konsumen Indonesia yang dapat memudahkanmu dalam membuat persona dan memahami perilaku mereka.
- Leading Lifestyles : Leading Lifestyle, Bluechip, Smart Money, Self-made Lifestylers, Status Matters, Financial Freedom, Worldly dan Wise
- Metrotechs : Metrotechs, Young & platinum, Healhy, Wealthy & Wise, New School Cool, Fit and Fab, Social Flyers, Big Future, Cultural Pioneers
- Today’s Families : Today’s Families, Urban Realists, Career & Kids, Looking Good, On Their Way, Suburban Dwellers
- Indonesian Achievers : Indonesian Achievers, Castle and Kids, Domestic Jugglers, Done Good, Family First, Metro Outskirts
- Getting by : Getting by, Working Parents, Urban Rewards, Making Ends Meet, Budget Lifestyles, Conservative Fringe, Doing it Tough
- Rural Lifestyle : Rural Lifestyle, The Good Life, Easy Lane, Up & Coming, Plodding On, God Willing, Older & Bolder, The Bare Nest, Simple Pleasures, Rural Strives, UltraOrthos, RuRebels, Daily Grind, Down & Out
3. Membuat sebuah template
Sebelum mulai membedah masing-masing kelompok audiens, kamu perlu memastikan informasi apa yang akan dimasukkan ke dalam persona audiensmu.
Sebenarnya, tidak ada aturan baku tentang informasi apa yang harus dimasukkan dan apa yang tidak boleh dimasukkan. Hal ini sangat tergantung pada karakteristik bisnis dan tujuan yang ingin dicapai melalui content marketing.
Terdapat beberapa detail yang dapat kamu masukkan ke dalam template, seperti :
- Nama
- Pekerjaan
- Usia
- Lokasi
- Gaji
- Tingkat pendidikan
- Hobi
- Tantangan
- Tujuan
- Ketakutan
- Hubungan pribadi dan keluarga
- Hal yang disukai dan tidak disukai
4. Buat Persona Audiens
Setelah kamu memiliki template, kamu dapat menggunakan data riset untuk menuliskan informasi seakurat mungkin. Ingat, persona ini harus berdasarkan pada riset, bukan sekadar asumsi belaka, ya.
Kamu juga dapat menambahkan sedikit detail tentang persona agar menjadi semakin nyata dan tertanam dalam pikiran kamu. Misalnya, mereka suka memasak dan bermain bersama anak pada akhir pekan.
Persona audiens juga harus menarik secara visual dengan informasi yang tertata rapi. Kamu dapat menggunakan layanan desain grafis untuk membangun persona audiens yang lebih menarik.
Selain itu, ingatlah untuk menggunakan foto dan pilih gambar yang paling mewakili persona audiensmu.
5. Gunakan persona audiens sebagai acuan konten
Nah, setelah kamu membuat persona audiens, jangan lupa untuk menerapkannya pada strategi kontenmu, ya!
Setiap kali kamu membuat konten baru, kamu harus memutuskan persona mana yang kamu tuju melalui konten tersebut. Selain itu, selalu ingat tujuan utama kamu, yaitu menjawab kebutuhan dan tantangan para audiens.
Karena itu, perhatikan persona audiens dengan seksama saat kamu menulis konten. Misalnya, kamu dapat bertanya, “Apa yang perlu diketahui Ruby tentang produk A?”
Ingatlah untuk terus menyesuaikan persona audiens jika target audiensmu menjadi semakin berkembang dan lebih luas, dan cobalah untuk memposisikan diri kamu menjadi target audiens, pikirkan apa yang mungkin mereka pikirkan saat kamu membuat konten baru.
Apabila kamu merasa kesulitan dalam menentukan persona audiens kami Metamorphosys siap membantu kamu. Kami adalah Creative & Digital Marketing Agency yang berlokasi di Gading Serpong, Tangerang. Kami memiliki tim profesional yang berpengalaman selama bertahun-tahun dalam membantu klien kami mencapai tujuan bisnisnya mulai dari mendesain logo dan branding, manajemen media sosial, periklanan, membuat website, jasa fotografi videografi, dan sebagainya.
Jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan tim kami dengan klik button ‘Start Project’ di Metamorphosys dan mari kita berkolaborasi membangun bisnis kamu!
0 Comments